Halaman

LONG LIFE KRETO TARUNG

LONG LIFE KRETO TARUNG

Sabtu, 26 Januari 2013

CARA MENGHITUNG CC SEPEDA MOTOR




Untuk menghitung suatu isi atau volume silinder suatu motor, kita bisa menghitung dari luas penampang piston kali panjang langkah piston kali jumlah silindernya, misal untuk Honda Beat, diameter piston = 50 mm , langkah piston= 55 mm, jumlah silinder 1.
 Jadi isi atau volume silinder nya adalah :V = pi x (D)^2 x S x 1/4
                                                             = 3,14 x (5)^2 x 5,5 x 1/4
                                                             = 3,14 x 25 x 5,5 x 1/4
                                                             = 431,75/4
                                                             = 107,9375
Jadi, CC Honda Beat adalah 107,9375 CC jika dibulatkan menjadi 108 CC
 
 
 
Sekarang kita coba menghitung Honda Beat pakai piston Yamaha Jupiter Z OV.100 yang mempunyai diameter lebih besar yaitu 52 mm : V = pi x (D)^2 x S x 1/4
                                         = 3,14 x (5,2)^2 x 5,5 x 1/4
                                         = 3,14 x 27,04 x 5,5 x 1/4
                                         = 466,9808/4
                                         =116,7452
Jadi, jika Honda Beat pakai piston Yamaha Jupiter Z OV.100, CC.nya jadi lebih gede yaitu 116,7452 CC & dibulatkan menjadi 117 CC. Cara tersebut bisa mendongkrak tenaga Honda Beat, saya sudah mencoba ternyata tenaganya lebih besar dibandingkan masih standar.

Senin, 21 Januari 2013

Pengertian LSA (Lobe Separation Angel)

LSA (Lobe Separation Angel) Adalah angka derajat jarak antara titik tengah pucuk bubungan lobe-in dan pucuk bubungan lobe-exhaust.
Menurut pakarnya 4 tak dari Jogja yaitu Ibnu Sambodo tentu ga asing tuh namanya…
Beliau bilang klo hanya bermodal kem mentah memudahkan mekanik mencari angka LSA makin ekstrem. Karena “bentuk kem bisa dibuat sesuai kebutuhan”.
Angka LSA yang makin rendah juga mudah diraih, karena profil kem tidak terpatok. Mulai dari kepala, pinggang, sampai pantat, semua masih bs dibentuk ulang. Beda dengan bentuk kem standar yang mesti ditambal ulang kalau mau bentuk baru.

Ilustrasi gampangnya kek orang tepos kalau mau terlihat bahenol musti ditambal tuh pake busa yang tebal.. heheheheh…

Si Ibnu jg sanggup dengan mudah membuat smash ngibrit di MP dengan LSA 100° – 110° .
Teori Penting yang harus dipahami :
Makin rendah LSA, makin besar overlap. Pada putaran atas, komposisi ini sangat bagus.
Efek tinggi overlap membuat pembilasan makin sempurna pada putaran atas, karena proses pembilasan terjadi pada saat overlap. Dimana semua klep sama2 membuka di TMA (Titik Mati Atas).
LSA juga menentukan Power Band. “Meski durasi sama, LSA diubah maka karakter mesin jg ikut berubah. Makanya, untuk menyesuaikan trek, banyak yang ubah LSA meski durasi tetap” kata om Chia (suhu korek Suzuki top-1).
Menurut pakde (Ibnu Sambodo) secara teori trek panjang butuh LSA rendah.
For LSA
For LSA
Hitung Overlap dan LSA :
Besar kecilnya overlap mudah dibaca dengan diagram kem. Daerah diagram yang mempertemukan klep in saat membuka dan out baru membuka, itulah overlap.
Coba bro2 liat diagramnya aja deh….
diagram
diagram
Misal, kem in membuka di 25° sebelum TMA (Titik Mati Atas). Sedang kem out masih membuka sampai 30° sesudah TMA. Maka angka overlap adalah 25°+30°=55° .
Sementara, untuk menghitung LSA, Om Chia memberi rumus mudah.
Rumusnya :
((Durasi in / 2) – angka bukaan in) + (durasi exhaust / 2) – (angka tutup exhaust) / 2) = LSA.
Cth; durasi in 270° , bukaan in 25°, durasi exhaust 270° , tutup exhaust 30° . Maka LSA = ((270°/2) – 25°) + (270°/2)-30°) /2) = 110° + 105° = 215°/2 = 107,5° .
Jadi LSA= 107,5° .
nb:
ini hanya sekedar sebuah informasi yang mungkin bs bermanfaat buat acuan mengoprek seputar Kem. Untuk keberhasilannya sangat dibutuhkan ketekunan dalam bereksperimen serta penghitungannya demi mendapatkan LSA yang terbaik buat Epyu sesuai trek tentunya…

KARBU GAMBOT DI MESIN STANDART

Salah satu item yang lagi ngetren untuk diganti dalam modifikasi adalah karbuartor. Banyak anak muda yang mengganti karbu standarnya dengan karbu segedhe gaban, padahal mesinnya masih standar alias tidak dikorek.

Katanya sih, selain penampilan terdongkrak, performa motor juga akan bertambah. Tapi benarkah itu ?
Saya jadi teringat dengan pelajaran Mekanika Fluida waktu sekolah dulu. Di jelaskan bahwa “Dengan debit yang sama, aliran sebuah fluida akan lebih cepat saat melewati penampang yang lebih kecil, demikian juga sebaliknya”

Dari gambar di atas, kecepatan aliran fluida V1 lebih besar dibandingkan V2. Sedangkan Pakdhe Bernoulli mengatakan “Semakin cepat aliran sebuah fluida, maka tekanan tegak lurusnya akan semakin kecil”. Jadi pada gambar diatas, tekanan P1 lebih kecil dari tekanan P2. Hukum Bernoulli itulah yang dijadikan dasar kerja karburator.
Sekarang, mari kita lihat gambar skema karburator sederhana di bawah. Maap kalo gambarnya jelek.

Perlu diperhatikan bahwa “Debit aliran gas terjadi karena adanya daya hisap dari ruang silinder (pada 4 tak) atau carter (pada mesin 2 tak) piston ketika piston bergerak”.
Jadi pada sebuah mesin debit fluida tidak berubah selama tidak dilakukan modifikasi pada mesin itu.
OK, sekarang membahas kerja karburator. Saat skep terangkat, maka pada venturi akan terjadi aliran gas karena usapan dari piston. Karena di dalam venturi ada aliran udara, maka sesuai Hukum Bernoulli tekanan di ruang venturi akan lebih kecil dari pada tekanan di dalam mangkuk karburator . Adanya perbedaan tekanan itulah yang menyebabkan bensin terhisap naik. Karena spuyer berupa lubang kecil, sementara bensin yang mengalir bertekanan maka spuyer akan bekerja seperti nosel yang akan mengabutkan bensin. Semakin besar perbedaan tekanan, maka semburan bensin dari spuyer akan semakin halus, yang berakibat pengabutan akan lebih sempurna.
Sekarang, kalo karbu diganti segedhe gaban, apa yang terjadi ? Karena daya hisap piston tetap, maka dengan venturi yang lebih besar aliran udara yang melewati venturi akan semakin lambat. Akibatnya tekanan tegak lurusnya juga akan semakin kecil yang berarti perbedaan tekanan antara mangkuk dan venturi juga menjadi lebih kecil. Pancaran bensin yang keluar dari spuyer juga akan lebih lemah (diperparah lagi jika karbu gede juga pake spuyer gede). Dan seperti spray gun untuk ngecat, jika lubang noselnya besar dan tekanan kompresornya kecil maka semburan cairan akan menjadi “kasar” sehingga pengkabutan akan tidak sempurna. Ujung-ujungnya komposisi campuran gas dan bensin akan kacau.
Kesimpulan saya, penggantian karbu super gambot pada mesin standar justru banyak kerugiannya. Itu hanya analisa berdasarkan teori yang saya ketahui. Tapi berdasarkan yang pernah saya coba, jika pembesarannya tidak terlalu extrim (naik 2mm) memang ada sedikit peningkatan tenaga, atau hanya karena sugesti ya ?.

Sabtu, 19 Januari 2013

Matik Pake Karbu Besar


Ketika mengadopsi karburator berventuri lebih besar, tentu butuh penyesuaian di intake agar kinerja karbu sempurna. Tidak semua karburator aftermarket bisa langsung masuk ke intake standar. Misal, karbu vakum standar ingin pakai karbu konvensional Keihin PE 28 mm.

"Kalau Yamaha Mio sih bisa langsung pasang. Tetapi kalau matik Honda, butuh perbesar karet intake,”.

Jangankan 28 mm, karet intake Honda BeAT dijejali karbu Mikuni 24 pun agak sulit masuk. Nah, cara memperbesar diameter karet bisa dilakukan lewat mengkikisnya pakai bor tunner hingga 2 mm.



Penyesuaian lain juga harus dilakukan ketika pakai karbu gambot. Itu berlaku di semua intake skubek yang kerap dipakai balap. Misalkan Yamaha Mio atau Honda BeAT. Penyesuaian ini ada di dudukan intake ke kepala silinder.

"Bagian bawah intake biasanya di¬tambah adaptor atau dilas babet untuk tambah panjang. Kalau pakai adaptor, ketebalannya hanya sekitar 10 mm atau 1 cm. Tujuannya ditambah adaptor agar intake bertambah tinggi. Lewat langkah ini, mangkuk karbu jadi tidak mentok crankcase.


Buat di Yamaha Mio, memang karet intake tidak perlu diperbesar lagi. Malah, ketika pakai karbu Keihin PE 24 atau Mikuni 24 mm, karet intake pun agak sedikit longgar. Solusinya mudah. Cukup kencangkan klem hingga benar menutup seluruh celah. So, tak ada kebocoran.

Begitunya ada yang perlu sobat lakukan juga sebelum pasang karburator gambot itu. Karet intake Mio terdapat tonjolan di permukaan luarnya. Bagian ini, kudu dipapas rata agar venturi karbu bisa dipasang sempurna. Papasnya bisa pakai bor tunner.




Pemilik Honda Vario atau BeAT juga punya pilihan aplikasi karbu. Buat sesuaikan kebutuhan dapur pacu yang sudah bore up, bisa juga lirik karburator Yamaha RX-King. Diameter venturi 26 mm, tergolong pas jika bore up hanya sebatas 125 - 130 cc. Juga enggak terlalu boros ketimbang pakai PE 28.

Tidak perlu beli karet intake lagi, tapi cukup memperbesar karet intake sekitar 2 mm. Toh, ketika ingin pakai karbu standar lagi pun masih tetap bisa kok. Cukup mengencangkan setelan baut klem-nya aja